LIke ^_^

WELCOME TO GALERY OF TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT 18 ITSB

KELISTRIKAN PABRIK KELAPA SAWIT

Oleh : Muhammad Hafizul Adli Amardani
NIM : 011.18.014





Pendahuluan

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO melalui beberapa tahapan yang memerlukan konsumsi energi listrik. Semakin besar kapasitas produksi, kompleksitas proses dan automation, konsumsi energi listrik yang di perlukan semakin tinggi. Parameter umum konsumsi energi listrik  (power consumption) di pabrik pengolahan kelapa sawit yakni sebesar 17-19 kWh/ton TBS.

Penggunaan konsumsi energi listrik yang tinggi otomatis mempengaruhi biaya operasional yang semakin tinggi. Bila biaya operasional terhadap pemenuhan energi listrik yang tinggi lantas tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dan kapasitas pabrik, maka bakal menimbulkan kerugian yang besar. Olehkarenanya  perlu dilakukan upaya guna mengindentifikasi penyebab tingginya penggunaan energi listrik di PKS. Dampak dari nilai konsumsi listrik yang diatas standar bisa mengindikasikan adanya pemborosan energi atau penggunaan beban yang besar, tetapi perlu pula ditinjau terlebih dahulu dari pembebanan yang ada, selain itu konsumsi listrik yang tinggi bisa menyebabkan tingginya biaya operasional jika penyumbang energi listrik banyak ditanggung dari generator.



Power Plant

Idealnya pabrik kelapa sawit mampu mandiri memenuhi kebutuhan energinya. Limbah serabut (fiber) dan cangkang (shell) sawit digunakan untuk bahan bakar boiler sebagai penghasil uap yang digunakan untuk penggerak turbin pembangkit tenaga listrik juga sumber uap untuk proses perebusan dan pengolahan.

Sumber energi yang terpasang pada parik kelapa sawit kapasitas 30 ton per jam adalah 2 (dua) buah genset 400 kW, 1 (satu) buah genset 200 kW dan 1 (satu) buah steam turbine generator 1200 kW yang dapat beroperasi secara bergantian maupun bersama-sama. Genset dengan kapasitas 200 kW dioperasikan untuk mensuplay kebutuhan domestik dan penerangan ketika pabrik dalam kondisi belum aktif dan turbine belum bisa bekerja. Genset dengan kapasitas 2 x 400 kW dioperasikan untuk penyalaan dan proses pertama pabrik hingga pabrik menghasilkan fiber dan shell untuk bahan bakar boiler dan boiler mampu menghasilkan steam dengan kapasitas yang diharapkan untuk menggerakkan steam turbine hingga menghasilkan energi listrik secara continue.

Turbine dapat beroperasi normal jika tekanan steam berkisar 18 – 21 bar. Jika tekanan kerja boiler menunjukkan tren penurunan hingga 15 bar maka turbine tidak mampu di bebani untuk proses pabrik dan akan terjadi trib sehingga untuk menjaga proses tidak berhenti secara mendadak, maka operator engine room segera mengaktifkan genset 400 kw untuk di sinkron dengan turbine.

Jika keadaan ini sering terjadi konsekuensinya adalah naiknya biaya operasional akibat pemakaian solar dan menambah kecapekan operator boilller karena harus segera menyekrop bahan bakar ke dalam tungku boiler untuk meningkatkan panas pembakaran dan meningkatkan kembali tekanan steam yang seharusnya cukup di supplay dari fuel feedeng konveyor.



Distribution System

System distribusi tenaga listrik pada pabrik kelapa sawit digambarkan secara sederhana dengan mengirimkan sumber power yaitu genset dan turbine pada Main Switchboard. Main Switchboard ini terhubung menjadi satu dengan Main Distribution Board yang dilengkapi dengan pengaman berupa OCR, UVR, EFR, RPR dan peralatan sinkron dan switching dan juga capasitor bank untuk perbaikan factor daya. Kemudian melalui Main Distribution Board (MDB) akan di distribusikan menuju Motor Control Centre (MCC) dan Sub Distribution Board (SDB) pada masing-masing Station proses untuk kemudian mensuplay listrik pada beban berupa gear motor, pompa, fan. untuk beban penerangan, Office dan domestic akan di supplay dari Sub Distribution Board (SDB). Untuk beban yang letaknya jauh dari sumber yaitu Raw Water Pump dan Effluent Treatment Plant, drop voltage tegangan lebih dari 5 % maka dipasang trafo Step-Up dan Step-Down untuk perbaikan tegangan.



Distribution System

Distribution System Diagram



Power Consumption

Untuk mengetahui karakteristik dan pemakaian beban listrik dapat dibaca dengan alat ukur yang terpasang dipanel kamar mesin berupa kW-meter dan amperemeter. Sedangkan energi listrik yang terpakai terukur melalui kWh-meter yang terdapat dipanel masing-masing pembangkit. Beban bakal mengalami fluktuasi dan menyesuaikan kebutuhan daya terhadap mesin atau listrik yang digunakan masing-masing unit. Penggunaan daya listrik untuk proses pengolahan lebih dominan sebesar 77,62 %. Beban domestik menempati urutan kedua mencapai 16,75 %. Sedangkan beban lain berupa head office, kantor PKS, Workshop KB,  dan penerangan jalan memiliki nilai yang kecil berkisar 0,5-3%. Sehingga penggunaan untuk beban ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap daya yang ditanggung terhadap pembangkit.

No.
STATION
Terpasang
Beroperasi
Demand
Factor
Df (%)
Power
In
I Terukur
Power
kW
A
A
kW
1.
Reception & Sterilizer
147
279
175
92
 63
2.
Threshing
149
283
88
46
 31
3.
Pressing
240
456
200
105
 44
4.
Clarification
171
325
30
16
 9
5.
Oil Storage
23
44
12
6
 27
6.
Depericarper & Kernel
281
534
280
147
 52
7.
Boiler Control
230
437
320
168
 73
8.
WTP
193
367
63
33
 17
9.
Boiler Demint
76
144
20
11
 14
10.
Effluent Treatment
60
114
45
24
 31
11.
Factory Lighting
75
142
50
26
 35
12.
Domestic Lighting
50
95
40
21
 42
Total
1695
705
 42

Tabel 1. Power Consumtion for Palm Oil Mill Capacity 30 Ton FFB/Hour



Beban listrik untuk domestik cukup besar dalam menyumbang penggunaan daya listrik. Penggunaan daya listrik dari beban domestik ini ditanggung oleh PKS sehingga perhitungan konsumsi energi listrik terhadap kWh/ton TBS juga akan terpengaruh.



No.
STATION
Terpasang
Beroperasi
Demand
Factor
Df
Power
In
I Terukur
Power
kW
A
A
kW
1.
Reception & Sterilizer
198
376
25
13
7
2.
Threshing
121
229
95
50
42
3.
Pressing Line 1
293
556
130
68
23
4.
Preassing Line 2
293
556
140
74
25
5.
Clarification
143
270
200
105
74
6.
Oil Storage
33
63
12
6
19
7.
Kernel Line 1
239
455
300
158
66
8.
Kernel Line 2
240
456
225
118
49
9.
Boiler Control
330
627
300
158
48
10.
WTP
120
227
125
66
55
11.
Boiler Demint
170
323
55
29
17
12.
Effluent Treatment
66
125
40
21
32
13.
Factory Lighting
75
142
50
26
35
14.
Domestic Lighting
40
76
40
21
53
Total
2360
915
39

Tabel 2. Power Consumtion for Palm Oil Mill Capacity 60 Ton FFB/Hour Two (2) Line.



Kondisi pabrik, dalam keadaan mengolah dengan menggunakan operasional 2 line. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan untuk beban Head Office, Workshop Kantor Besar, Office DB (PKS), Oil storage, Workshop DB (PKS), daya tidak secara terus menerus terhadap beban yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung. Pada kondisi aktual untuk beban domestik, tingginya penggunaan listrik tercatat rata-rata pada pukul 17.30-21.00. Ini terjadi lantaran waktu tersebut adalah waktu istirahat dan kebanyakan masyarakat cenderung menggunakan listrik guna menyalakan lampu rumah, menonton televisi atau perangkat lain yang membutuhkan listrik. Sedangkan untuk proses pengolahan di pabrik kondisi operasional tetap  stabil. Adapun perbedaan daya listrik  di pabrik digunakan untuk beban lampu penerangan. Pengaman  pada panel domestik digunakan untuk memenuhi beban seluruh domestik. Saat satu jalur distribusi listrik dilakukan terhadap kantor dan perumahan, otomatis  panel domestik tidak boleh dimatikan.

Asumsi untuk beban domestik jika kebutuhan daya listrik untuk kantor tetap, sedangkan untuk beban perumahan dimatikan maka memberikan pengaruh terhadap konsumsi aktual. Asumsi ini tidak terikat terhadap penerapan waktu jika listrik perumahan dimatikan karena penggunaan listrik di PKS untuk domestik selama 24 jam. Dan asumsi ini bisa diterapkan jika hanya jalur distribusi listrik atau pengaman untuk perumahan dan kantor dipisahkan.



https://ivanemmoy.wordpress.com/2013/11/29/kelistrikan-pabrik-kelapa-sawit/


No comments:

Powered by Blogger.