Teknologi Pada Pengolahan Sawit
Oleh : Andi Dimas Satriawan
NIM : 011.18.012
Inovasi
teknologi pada pabrik kelapa sawit sangat dibutuhkan untuk mendukung output
berkualitas dari kelapa sawit yang telah melewati proses pengolahan. Salah satu
teknologi terkini dari pabrik kelapa sawit yang sangat dianjurkan oleh para
konsultan pabrik kelapa sawit ialah penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang
ramah lingkungan, terutama pada pengelolaan limbah minyak
sawit.
Dalam sebuah riset dikemukakan jika terdapat
empat prinsip yang bisa diaplikasikan oleh para produsen minyak sawit dalam
proses pengurangan jumlah limbah yang akan dibuang ke lingkungan, yaitu
pengurangan dari sumber, sistem daur ulang, pengambilan, dan pemanfaatan
kembali sehingga akan tiba pada tahap produksi kelapa sawit yang bersih
PKS /
Pabrik minyak kelapa sawit secara umum terdiri atas 11 stasiun yaitu:
1.
stasiun Penerimaan buah (Fruit Reception Station) Fungsi utama dari loading ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang
diterima pabrik untuk dilakukan penyortiran mutu tandan buah sawit dan
pengaturan proses distribusi TBS ke dalam lori-lori berdasarkan prinsip FIFO
(first in first out). Loading ramp juga berfungsi untuk memudahkan pemasukan
TBS ke dalam lori-lori dan juga sebagai tempat penampungan sementara TBS yang
diterima pabrik.
2. Stasiun
Rebusan Kelapa Sawit (Sterilizer Station) Pada perkembangan teknologi dunia perindustrian saat
ini sangatlah pesat dilihat dari sisi penggunaan – penggunaan alat
instrumentasi pabrik yang semakin canggih yang berfungsi membantu dan
mempermudah pekerjaan manusia dalam suatu proses produksi. Salah satu contoh
dari alat instrument adalah Control Valve. Sistem control valve merupakan salah
satu sistem kendali yang terdapat di pabrik PTPN IV UNIT USAHA ADOLINA. Tujuan
pengendalian dengan menggunakan kontrol ini adalah menjaga agar proses
pengontrolan berlangsung sesuai dengan akurasi yang diinginkan. pabrik ini
bergerak dalam bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Salah satu instrument
sistem control yang digunakan adalah Control Valve HRC ( High Rate Control )
yang berperan dalam proses untuk mengontrol aliran steam atau uap panas yang
dialiran ke sterilizier pada unit Stasiun Rebusan yang bekerja berdasarkan
prinsip Air To Open, dengan menggunakan Pneumatic Actuator, Pada proses sistem
perebusan / sterilizer yang merebus TBS (Tandan Buah Segar) agar buah mudah
lepas dari janjangan dan mudah diolah menjadi minyak kelapa sawit yang terdapat
pada pabrik PTPN IV ADOLINA. Pada unit ini pemilihan material merupakan hal
yang paling utama, harus disesuaikan dengan material yang dikontrolnya.
3. Stasiun
Penebah (Threshing Station)
4. Stasiun
Kempa (Pressing Station)
5. Stasiun
Pemurnian Minyak Sawit (Clarification Station)
6. Stasiun
Pabrik Biji (Kernel Station)
7. Stasiun
Pengolahan Air (Water Treatment Station)
9. Stasiun
Pembangkit (Power Plant Station)
10. Stasiun
Pengolahan Limbah (Effluent/Waste Treatment Station)
11. Stasiun
Penimbun dan Pengiriman CPO (Storage and Handling Station)
Pada umumnya Pabrik Minyak Kelapa Sawit
memerlukan air bersih untuk
kepentingan pengolahan, air pendingin, air umpan Boiler, pencucian dan untuk keperluan
domestik. Sumber air yang
digunakan umumnya berasal dari sungai atau anak sungai, karena air tersebut tidak dapat
langsung digunakan maka diperlukan
suatu proses pengolahan air agar air yang dihasilkan dapat memenuhi syarat sesuaikriteria
yang ditetapkan. Kebijakan yang
ditetapkan bahwa air yang digunakan untuk keperluan
pabrik dan domestik sebelumnya harus melalui perlakuan
tertentu untuk mengurangi atau menghilangkan zat yang tidak diperlukan sehingga
diperoleh mutu air yang memenuhi
syarat.
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Industri berbasis kelapa sawit merupakan investasi yang relatif menguntungkan, namun demikian perlu diperhatikan pula beban pencemaran yang ditimbulkan bila tidak dilaksanakan dengan baik. Setiap ton tandan buah segar yang diolah menghasilkan limbah cair sekitar 50% dibandingkan dengan total limbah lainnya, sedangkan tandan kosong sebanyak 23% (Sutarta et al, 2000). Lubis dan Tobing (1989) mengatakan bahwa setiap 1 ton CPO menghasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD 20.000 – 60.000 mg
Industri berbasis kelapa sawit merupakan investasi yang relatif menguntungkan, namun demikian perlu diperhatikan pula beban pencemaran yang ditimbulkan bila tidak dilaksanakan dengan baik. Setiap ton tandan buah segar yang diolah menghasilkan limbah cair sekitar 50% dibandingkan dengan total limbah lainnya, sedangkan tandan kosong sebanyak 23% (Sutarta et al, 2000). Lubis dan Tobing (1989) mengatakan bahwa setiap 1 ton CPO menghasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD 20.000 – 60.000 mg
No comments: