LIke ^_^

WELCOME TO GALERY OF TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT 18 ITSB

Renewable Energy dan Kelestarian Lingkungan : Kontribusi Industri Perkebunan Sawit

Oleh : Felix
NIM : 011.18.009



Industri perkebunan memiliki kekhasan dalam bahan baku maupun penggunaan energi, terutama Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Untuk memenuhi kebutuhan energi dalam proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, menggunakan bahan bakar dari limbah padat pabrik sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan energi uap yang digunakan untuk proses pengolahan maupun pembangkitan energi listrik secara mandiri. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) meskipun menggunakan sabut, cangkang dan tandan kosong sebagai bahan bakar boiler namun masih terdapat sisa sebagai limbah, sedangkan tandan kosong disebar di areal tanaman sawit. Hal ini mengakibatkan terjadinya fermentasi sehingga mengakibatkan timbulnya gas-gas metana yang merusak lapisan ozon sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya Global Warming. Apabila digunakan sebagai pupuk, tandan kosong memerlukan waktu yang sangat lama untuk menjadi kompos. Hal ini menyebabkan kumpulan limbah dari sabut, cangkang, maupun tandan kosong menjadi limbah padat yang terus bertambah dan harus diatasi.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka limbah padat tersebut perlu diolah ataupun dibakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Selain mengatasi limbah padat, maka perkebunan dapat mensuplai energi listrik sehingga bisa menjadi salah satu solusi krisis energi di Indonesia terutama di daerah. Dalam penggunaan bahan bakar limbah ini, di lingkungan BUMN perkebunan yang memiliki komoditas kelapa sawit maupun perkebunan swasta besar agar dapat menentukan kebijakan pembangunan pembangkitan energi di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS). Perlu direncanakan nilai kapasitas pembangkit terhadap ketersediaan bahan baku dari beberapa PPKS. Keuntungan lain adalah dengan memanfaatkan dana dari negara-negara pemberi program CDM (Clean Development Mechanism) dalam carbon trading sehingga menambah pendapatan secara finansial karena mengurangi polusi karbon dioksida (CO2) yang dibandingkan terhadap pembangkit berbahan bakar fosil. Bagi lingkungan, limbah padat kelapa sawit dapat dimanfaatkan sehingga mengurangi volume limbah di pabrik maupun di kebun. Hal itu akan mengurangi efek gas metana yang dihasilkan oleh limbah apabila hanya di sebar di kebun.

Teknologi dan SDM
Apabila perkebunan sudah masuk dalam bidang energi, maka diperlukan penyiapan sarana maupun pra sarana, teknologi maupun sumber daya manusia. Pembangkit listrik memiliki teknologi khusus yang berbeda dengan teknologi pengolahan di perkebunan. Pembangkit Listrik Tenaga Buah Sawit (PLTBS) bisa disalurkan secara mandiri ataupun menggunakan (tersambung langsung) ke peralatan PLN sehingga merupakan salah satu dari DG (Distributed Generation) yang terkoneksi terhadap sistem/jaringan listrik PLN. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai sistem pembangkit, sistem transmisi dan sitem distribusi. SDM teknik pabrik selama ini menangani satu aspek yaitu pembangkit. Dalam ketiga aspek tersebut perlu pula diketahui teknik-teknik proteksi (pengaman), koordinasi proteksi jaringan listrik, pembebanan, peralatan seperti trafo, kapasitor dan lain-lain. Hal tersebut berkaitan dengan teknologi maupun peralatan agar sistem yang terkoneksi ataupun tersalur dapat berjalan dengan baik. Diperlukan pula pengetahuan mengenai perhitungan probabilitas penyediaan pembangkit seperti LOLP (Loss of Load Probability), indeks kualitas meliputi SAIFI (System Average Interuption Frequency Index), SAIDI (System Average Interuption Duration Index) dan lain-lain. Untuk keperluan desain atau perencanaan maupun setting dapat menggunakan software seperti ETAP (Electrical Transient and Analysis Program), EDSA (Electrical Distribution System Analysis) dan lain-lain. Untuk peralatan dapat digunakan berbagai pilihan dari sederhana sampai yang sangat modern meliputi teknologi manual, otomatis, sistem jaringan sampai dengan sistem database yang sangat kompleks. Untuk keperluan sensoring maupun database dapat digunakan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) dengan menggunakan banyak pilihan software dari berbagai vendor. Software dapat menggunakan ETAP, Wonderware, Siemens Wincc dan lain-lain.
Peran perkebunan dalam sektor energi dan lingkungan ini dapat memberikan citra positif kepada seluruh stakeholder maupun keuntungan bagi insan perkebunan sendiri, sehingga proses bisnis di industri perkebunan diharapkan dapat berjalan dengan baik sehingga semakin maju dan berkembang.
Sumber: https://gmpjconsulting.com/2014/08/14/renewable-energi-dan-kelestarian-lingkungan-kontribusi-industri-sawit-indonesia/

No comments:

Powered by Blogger.